Prabowo Subianto Putut0gel adalah salah satu tokoh paling dominan dalam politik Indonesia. Sejak pertama kali muncul di kancah politik pada awal reformasi, ia telah menjelma menjadi simbol kekuatan politik yang tidak hanya besar di kalangan masyarakat, tetapi juga memiliki pengaruh signifikan di panggung pemerintahan. Meskipun mengalami kekalahan dalam dua Pilpres berturut-turut, yakni pada tahun 2014 dan 2019, perjalanan politik Prabowo tidak terhenti begitu saja. Sebaliknya, ia berhasil mempertahankan relevansi politiknya melalui serangkaian langkah strategis, termasuk berperan penting dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pertahanan.
Artikel ini akan mengulas perjalanan Prabowo Subianto dalam membangun dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama dalam politik Indonesia, serta tantangan dan peluang yang dihadapinya dalam membentuk masa depan politik Indonesia.
1. Karier Politik Awal: Dari Militer ke Dunia Politik
Prabowo Subianto memulai kariernya di dunia politik setelah berkiprah cukup lama di militer. Ia adalah seorang jenderal yang pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus, pasukan khusus TNI AD, yang memberikan pengalaman dan pengaruh besar baginya. Prabowo terjun ke dunia politik Indonesia setelah mundur dari militer pada 1998, saat reformasi besar-besaran menggulingkan Presiden Soeharto.
Pada 2004, Prabowo mencalonkan diri sebagai calon presiden melalui Partai Golkar, namun kalah dalam pemilihan presiden. Pada 2009, ia kembali mencalonkan diri dalam Pilpres melalui partai yang didirikannya, Partai Gerindra. Meskipun lagi-lagi gagal, kegigihannya dan posisi strategisnya di Partai Gerindra membuka jalan baginya untuk terus berkembang dan menguatkan posisinya di politik Indonesia.
2. Partai Gerindra: Mesin Politik yang Kuat
Salah satu kekuatan utama Prabowo di kancah politik Indonesia adalah Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), yang ia dirikan pada 2008. Sebagai ketua umum partai, Prabowo berhasil mengubah Gerindra menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dengan mendulang suara signifikan dalam pemilu legislatif 2009, 2014, dan 2019. Gerindra dikenal sebagai partai yang mengusung ideologi nasionalis dan memperjuangkan ekonomi kerakyatan, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur, kemandirian ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.
Kekuatan Gerindra bukan hanya terletak pada dukungan elektoralnya, tetapi juga pada struktur organisasi yang solid dan jaringan politik yang luas. Gerindra berhasil merekrut kader-kader potensial, termasuk tokoh-tokoh politik berpengaruh, yang memperkuat posisinya di parlemen. Dalam pemerintahan Jokowi, Gerindra menjadi bagian dari koalisi yang memperkuat stabilitas politik, meskipun partai ini juga tetap memainkan peran sebagai pengimbang dalam kebijakan-kebijakan pemerintah.
Bagi Prabowo, Gerindra adalah kendaraan politik yang penting dalam mewujudkan ambisinya untuk memimpin Indonesia. Meskipun kalah dalam dua Pilpres berturut-turut, Gerindra tetap menjadi salah satu partai politik dengan kursi terbanyak di DPR, memberi Prabowo pengaruh besar di parlemen.
3. Menghadapai Kemenangan dan Kekalahan dalam Pilpres
Prabowo Subianto telah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2014 dan 2019, namun kedua kali ia gagal meraih kemenangan. Pada Pilpres 2014, ia bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) dan meskipun memenangkan banyak wilayah di luar pulau Jawa, Jokowi akhirnya keluar sebagai pemenang. Prabowo kembali berkompetisi dengan Jokowi pada Pilpres 2019, dan meskipun mendapat dukungan kuat dari koalisinya, ia kembali kalah dalam perhitungan suara.
Kekalahan ini tidak menghentikan langkah Prabowo. Sebaliknya, ia memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperkuat posisinya di politik Indonesia. Kekalahan dalam Pilpres 2019, di bawah pencapaian yang lebih tinggi, menjadikan Prabowo sebagai tokoh yang semakin dikenal dan semakin dihormati oleh berbagai kalangan. Ia membuktikan bahwa meskipun gagal meraih kursi presiden, ia masih memiliki kekuatan politik yang cukup besar, baik di dalam partai maupun di luar partai.
4. Bergabung dengan Pemerintahan Jokowi: Sebuah Langkah Strategis
Langkah politik yang cukup Putut0gel mengejutkan bagi banyak pihak adalah saat Prabowo memutuskan untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Joko Widodo setelah Pilpres 2019. Pada Oktober 2019, Prabowo dilantik sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju. Meskipun sebelumnya keduanya terlibat dalam rivalitas politik yang sangat sengit, keputusan ini mencerminkan sikap pragmatis Prabowo dalam memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan politik pribadi.
Bergabungnya Prabowo dalam pemerintahan Jokowi memberikan berbagai keuntungan, baik bagi dirinya maupun bagi partai Gerindra. Di satu sisi, Prabowo berhasil mengakses kekuasaan eksekutif yang lebih besar, di sisi lain, ia tetap memegang kendali atas Partai Gerindra, yang memastikan posisinya tetap kuat di kancah politik nasional. Sebagai Menteri Pertahanan, ia memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan pertahanan negara dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Langkah ini juga menunjukkan kedewasaan politik Prabowo. Meskipun sebelumnya sering berseberangan dengan Jokowi, ia bisa menyesuaikan diri dengan dinamika politik yang ada demi stabilitas pemerintahan. Keputusan ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai tokoh yang mampu mengesampingkan rivalitas politik demi kepentingan negara.
5. Peran Strategis dalam Pemerintahan: Fokus pada Keamanan dan Pertahanan
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sejak dilantik, ia fokus pada modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), peningkatan kapasitas TNI, serta penguatan diplomasi pertahanan Indonesia di tingkat internasional. Di bawah kepemimpinannya, TNI juga terus berupaya meningkatkan kesiapan dan profesionalisme angkatan bersenjata, tidak hanya untuk menghadapi ancaman konvensional, tetapi juga ancaman siber dan terorisme yang semakin kompleks.
Prabowo juga memimpin upaya untuk memperkuat industri pertahanan domestik, sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada impor senjata dari negara lain. Ini menjadi bagian dari visi Prabowo untuk mewujudkan kemandirian pertahanan, yang menjadi pondasi penting dalam menjaga kedaulatan Indonesia. Pengembangan industri pertahanan dalam negeri juga berpotensi membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya diplomasi pertahanan untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara sahabat dan memastikan posisi Indonesia di dunia internasional tetap dihormati dan diperhitungkan.
6. Mempersiapkan Masa Depan: Peluang di Pilpres 2024
Sebagai tokoh politik yang memiliki basis massa yang kuat, Prabowo Subianto masih menjadi salah satu calon potensial dalam Pemilu 2024. Meskipun ia telah bergabung dengan pemerintahan Jokowi, banyak pihak yang masih menganggap Prabowo sebagai kandidat presiden yang serius. Keputusan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan Jokowi dapat menjadi salah satu cara bagi Prabowo untuk memperkuat kredibilitasnya sebagai seorang negarawan yang mampu bekerja sama dengan rival politik, namun tetap mempertahankan ideologi dan visinya.
Prabowo memiliki banyak peluang untuk mengonsolidasi dukungan politik dari berbagai kelompok dan memperluas basis pemilihnya, baik dari kalangan masyarakat yang mendukungnya selama Pilpres sebelumnya maupun dari kelompok yang kini menghargai perannya dalam pemerintahan. Keberhasilan dalam memperkuat sektor pertahanan dan keamanan, serta menunjukkan kepemimpinan yang tegas, bisa menjadi modal besar baginya untuk maju kembali dalam Pilpres 2024.
Kesimpulan: Prabowo Subianto sebagai Kekuatan Utama
Prabowo Subianto telah membuktikan dirinya sebagai salah satu kekuatan utama dalam politik Indonesia. Meskipun gagal meraih kursi presiden pada dua Pilpres berturut-turut, perjalanan politiknya yang panjang dan strategis membuktikan bahwa ia masih memiliki pengaruh besar di panggung politik tanah air. Melalui Partai Gerindra, keputusan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi, serta perannya sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan politik dan tetap mempertahankan posisi kunci di kancah politik Indonesia.
Dengan kekuatan partainya, pengaruhnya di pemerintahan, dan basis massa yang solid, Prabowo Subianto tetap menjadi sosok yang sangat dihormati dan diperhitungkan. Tantangan terbesar bagi Prabowo adalah bagaimana memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat posisinya menuju Pilpres 2024.